Friday, October 29, 2010

ANTARA BIRU dan MERAH-PUTIH

Ayunan bandul zaman itu berayun kiri dan kanan tanpa henti disaksikan semua pasang mata anak manusia yang menjadi saksi hidup bergulirnya roda zaman. Sudah 82 tahun sejak saat itu, yaitu saat dimana pemuda-pemudi Indonesia berkumpul untuk mengikrarkan sumpah mereka yang menyatu dalam balutan semangat merah putih. Ikrar mereka untuk bumi pertiwi tersebut berbunyi Pertama :KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA. Kedua : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA. Ketiga :KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.Ketiga sumpah yang diikrarkan tersebut akan menjadi bagian dari hiasan mozaik zamrud khatulistiwa yang akan disaksikan oleh anak cucu kita kelak.


Banyak hal yang telah terjadi sejak saat itu berbagai geliat api muda diseluruh nusantara bergelora untuk menunjukkan bahwa pemuda masih ada dan bisa berbuat apa yang bisa mereka lakukan. Malang salah satunya, dikota ini lahir beragam pemuda dan pemudi yang kelak akan menjadi salah satu catatan perjuangan di buku perjuangan nama anak bangsa yang mengharumkan bangsa. Di kota ini terdapat satu ciri khas pemuda-pemudinya LUGAS apa adanya, itulah salah satu ciri khas pemuda malang. Banyak dari mereka yang telah mengarumkan negeri ini. Ambil salah satu contohnya. Sam anto baret dengan musik jalanannya yang terus berkiprah dan berkreasi di ibukota jakarta, Diva indonesia mbak krisdyanti dan yang paling fenomenal adalah perjuangan para kesatria biru Aremania untuk tim kebanggaan mereka yang telah menjadi rujukan semua supporter di Indonesia.


Sudah hampir seperempat abad kurang dua tahun Arema berdiri selisih 69 tahun dari perjuangan pemuda & pemudi Indonesia yang telah mengikrarkan sumpah merah-putih mereka. Lain halnya dengan Aremania mereka tak terikat sumpah atau semacamnya, mereka ada dengan rasa kebersamaan yang lahir begitu saja tak ada pemimpin maupun pemuka, mereka ada hanya untuk satu tujuan, satu kata dan satu jiwa AREMA. Kata orang ini adalah sinonim kata dengan chauvinisme yaitu paham nasionalime yang sempit yang berkutat di Malang saja. Akan tetapi kami Aremania memaknai cinta biru kami kepada AREMA bukan hanya dari sisi kebanggaan semata, kami cinta AREMA sebagai langkah awal kami sebagai generasi merah-putih untuk megharumkan nama bangsa. Kami mengharumkan nama bangsa dengan cara kami sendiri, yang jelas kami akan selalu berkreasi, berkontribusi nyata, berteriak, dan menarikan tarian mistis kami untuk AREMA. Biar semua pasang mata di penjuru dunia ini melihat kami Aremania yang menjadi catatan perjuangan biru AREMA yang tak lain dan tak bukan merupakan lembar-lembar buku perjuangan merah-putih yang kami dedikasikan untuk negeri yang sedang kehilangan jati dirinya ini. Kami memberikan warna pada jati diri kami sendiri, karena warna biru kami tak sama dengan biru kepunyaan manapun, Hijau rerumputan dan pepohonan kota kami bukan hijau sampah ibukota jawa timur. Kami punya makna tersendiri untuk memaknai sesuatu hal tapi yang jelassalam kami salam satu jiwa hanya untuk AREMA-INDONESIA(dr.Aremania.Sp.PD)